Papua negeri yang elok di timur indonesia, papua di tinggali
banyak suku, dan setiap suku di papua mempunyai adat istiadat yang berbeda.
kebudayaan papua masih kebudayaan murni karena dalam kesehariannya masih menggunakan peralatan dari batu dan masih bercocok tanam secara tradisional dan berpindah pindah.
selain adat istiadat tarian papua pun banyak ragam dan macamnya semuanya mencerminkan suku yang ada di papua, umumnya tarian papua sangat dinamis dan mencerminkan kegembiraan.
pakain adatnya pun sangat eksotis dengan hiasan di kepala yang mencerminkan budaya papua.
bukan hanya budayanya papua juga menyimpan wisata yang luar biasa dari salju abadinya di pegunungan jaya wijaya sampai pantai pantainya yang indah dan masih asli dan alami. jadi kalau ke indonesia jangan lupa berkunjung juga ke papua tanah yang elak bagaikan surga , tanah yang terberkati.
berikut foto budaya papua dan keindahan papua :
kebudayaan papua masih kebudayaan murni karena dalam kesehariannya masih menggunakan peralatan dari batu dan masih bercocok tanam secara tradisional dan berpindah pindah.
selain adat istiadat tarian papua pun banyak ragam dan macamnya semuanya mencerminkan suku yang ada di papua, umumnya tarian papua sangat dinamis dan mencerminkan kegembiraan.
pakain adatnya pun sangat eksotis dengan hiasan di kepala yang mencerminkan budaya papua.
bukan hanya budayanya papua juga menyimpan wisata yang luar biasa dari salju abadinya di pegunungan jaya wijaya sampai pantai pantainya yang indah dan masih asli dan alami. jadi kalau ke indonesia jangan lupa berkunjung juga ke papua tanah yang elak bagaikan surga , tanah yang terberkati.
berikut foto budaya papua dan keindahan papua :

Tari Kreasi Balada Cenderawasih
Balada
burung cenderawasih yang mana dikisahkan oleh Drs. Jhon Modouw tentang
kepunahan burung cenderawasih lalu digarap menjadi sebuah tari yang
disebut tari balada cenderawasih. namun sayang kurang adanya tanggapan dari
pemerintah dan dinas terkait untuk bisa memahami niat baik dari para seniman
dan budayawan yang turut prihatin akan habitat burung cenderawasih yang semakin
lama semakin punah…. kita tahu dari sekian banyaknya jenis cenderawasih
cuma saat ini hanya beberapa saja yang tersisa. untuk itu para seniman membuat
cerita kisah hidup dari burung cenderawasih dalam bentuk tari dan cerita agar
kita semua dapat menyadari bahwa sebuh titipan yang terindah dari yang Kuasa
mulai hilang dari bumi papua…… tapi sekarang saya mau ajak kitorang semua
pecinta seni dan budaya… mari sama-sama berkarya dalam kontes memelihara dan
menjaga habitat ini dalam lagu dan tari….
YOSPAN = YOSIM PANCAR
Yosim
Pancar atau biasa disingkat Yospan adalah tari pergaulan/persahabatan para
muda-mudi. Yospan merupakan penggabungan dari dua tarian rakyat di Papua, yaitu
Yosim dan Pancar.
Yosim adalah suatu tarian tua mirip poloneis dari dansa Barat dan berasal dari Sarmi, suatu kabupaten di pesisir utara Papua, dekat Sungai Mamberamo, namun ada juga yang mengatakan bahwa Yosim berasal dari wilayah teluk Saireri (Serui, Waropen). Sedangkan Pancar adalah suatu tarian yang berkembang di Biak Numfor dan Manokwari awal 1960-an semasa zaman Belanda di Papua, meniru pada awal sejarah kelahirannya, gerakan-gerakan “akrobatik” di udara - seperti gerakan jatuh jungkir-balik dari langit, mirip daun kering yang jatuh tertiup angin - dari pesawat tempur jet Neptune buatan Amerika Serikat yang dipakai Angkatan Udara Belanda di Irian Barat. Awal 1960-an, konflik Belanda-Indonesia seputar status kedaulatan atas Irian Barat masih berlangsung. Karena pesawat tempur ini digerakkan oleh pancaran gas (jet), maka tarian yang meniru gerakan akrobatiknya mula-mula disebut Pancar Gas, kemudian disingkat menjadi Pancar. Sejak kelahirannya awal 1960-an, Pancar sudah memperkaya gerakannya dari sumber-sumber lain, termasuk dari alam.
Tari Yosim Pancar memiliki dua regu pemain yaitu Regu Musisi dan Penari. Penari Yospan lebih dari satu orang dengan gerakan dasar yang penuh semangat, dinamik dan menarik. Beberapa jenis gerakannya yang terkenal seperti Pancar gas, Gale-gale, Jef, Pacul Tiga, Seka dan lain-lain.
Keunikan dari tarian ini adalah pakaian, aksesoris, dan alat musiknya. Warna dan jenis pakaian yang digunakan masing-masing Grup Seni tari/sanggar seni Yospan berbeda-beda, namun ciri khas Papua untuk aksesoris hampir sama. Alat-alat musik yang dipakai untuk mengiringi tarian Yospan seperti Gitar, Ukulele (Juk), Tifa dan Bass Akustik (stem bass). Ukulele, Tifa dan Stem Bass biasanya dibuat sendiri. Seorang yang sudah mahir bermain Stem Bass terkadang dapat bermain bukan lagi menggunakan jari atau telapak tangan untuk menekan not tapi menggunakan telapak kaki pada senar nilon. Irama dan lagu Tari Yospan secara khusus sangat membangkitkan kekuatan untuk tarian.
Yospan cukup populer dan sering diperagakan pada setiap event, acara adat, kegiatan penyambutan dan festival seni budaya. Yospan juga biasa ditampilkan di Manca Negara untuk memenuhi undangan atau mengikuti Festival disana.
Yosim adalah suatu tarian tua mirip poloneis dari dansa Barat dan berasal dari Sarmi, suatu kabupaten di pesisir utara Papua, dekat Sungai Mamberamo, namun ada juga yang mengatakan bahwa Yosim berasal dari wilayah teluk Saireri (Serui, Waropen). Sedangkan Pancar adalah suatu tarian yang berkembang di Biak Numfor dan Manokwari awal 1960-an semasa zaman Belanda di Papua, meniru pada awal sejarah kelahirannya, gerakan-gerakan “akrobatik” di udara - seperti gerakan jatuh jungkir-balik dari langit, mirip daun kering yang jatuh tertiup angin - dari pesawat tempur jet Neptune buatan Amerika Serikat yang dipakai Angkatan Udara Belanda di Irian Barat. Awal 1960-an, konflik Belanda-Indonesia seputar status kedaulatan atas Irian Barat masih berlangsung. Karena pesawat tempur ini digerakkan oleh pancaran gas (jet), maka tarian yang meniru gerakan akrobatiknya mula-mula disebut Pancar Gas, kemudian disingkat menjadi Pancar. Sejak kelahirannya awal 1960-an, Pancar sudah memperkaya gerakannya dari sumber-sumber lain, termasuk dari alam.
Tari Yosim Pancar memiliki dua regu pemain yaitu Regu Musisi dan Penari. Penari Yospan lebih dari satu orang dengan gerakan dasar yang penuh semangat, dinamik dan menarik. Beberapa jenis gerakannya yang terkenal seperti Pancar gas, Gale-gale, Jef, Pacul Tiga, Seka dan lain-lain.
Keunikan dari tarian ini adalah pakaian, aksesoris, dan alat musiknya. Warna dan jenis pakaian yang digunakan masing-masing Grup Seni tari/sanggar seni Yospan berbeda-beda, namun ciri khas Papua untuk aksesoris hampir sama. Alat-alat musik yang dipakai untuk mengiringi tarian Yospan seperti Gitar, Ukulele (Juk), Tifa dan Bass Akustik (stem bass). Ukulele, Tifa dan Stem Bass biasanya dibuat sendiri. Seorang yang sudah mahir bermain Stem Bass terkadang dapat bermain bukan lagi menggunakan jari atau telapak tangan untuk menekan not tapi menggunakan telapak kaki pada senar nilon. Irama dan lagu Tari Yospan secara khusus sangat membangkitkan kekuatan untuk tarian.
Yospan cukup populer dan sering diperagakan pada setiap event, acara adat, kegiatan penyambutan dan festival seni budaya. Yospan juga biasa ditampilkan di Manca Negara untuk memenuhi undangan atau mengikuti Festival disana.
1.
Budaya Tari-Tarian
Masyarakat pantai memiliki berbagai
macam budaya tari-tarian yang biasa mereka sebut dengan Yosim Pancar (YOSPAN),
yang didalamnya terdapat berbagai macam bentuk gerak seperti: (tari Gale-gale,
tari Balada, tari Cendrawasih, tari Pacul Tiga, tari Seka, Tari Sajojo). Tarian
yang biasa dibawakan oleh masyarakat pantai maupun masyarakat pegunungan pada
intinya dimainkan atau diperankan dalam berbagai kesmpatan yang sama seperti:
dalam penyambutan tamu terhormat, dalam penyambutan para turis asing dan yang
paling sering dimainkan adalah dalam upacara adat. khususnya tarian panah
biasanya dimainkan atau dibawakan oleh masyarakat pegunungan dalam acara pesta
bakar batu atau yang biasa disebut dengan barapen oleh masyarakat pantai.
tarian ini dibawakan oleh para pemuda yang gagah perkasa dan berani.
dengan budaya tarian Yospan maupun
budaya tarian Panah yang unik, kaya dan indah tersebut para orangtua sejak
dahulu berharap budaya yang telah mereka wariskan kepada generasi berikut tidak
luntur, tidak tenggelam dan tidak terkubur oleh berbagai perkembangan zaman
yang kian hari kian bertambah maju. para pendahulu yaitu para orangtua berharap
juga budaya tarian-tarian yang telah mereka ciptakan dengan berbagai gelombang
kesulitan, kesusahan dan keresahan tidak secepat dilupakan oleh generasi
berikutnya. mereka juga berharap dengan tidak adanya budaya Papua yang kaya
tersebut semakin maju, semakin dikenal baik oleh orang dikalangan dalam negeri
sendiri maupun dikenal dikalangan luar negeri dan juga semakin berkembang
kearah yang lebih baik yang intinya dapat tetap mengangkat derajat, martabat,
dan harkat orang Papua.
2.
Budaya Perkawinan
Perkawinan merupakan kebutuhan yang
paling mendesak bagi semua orang. dengan demikian masyarakat Papua baik yang di
daerah pantai maupun daerah pegunungan menetapkan peraturan itu dalam peraturan
adat yang intinya agar masyarakat tidak melanggar dan tidak terjadi berbagai
keributan yang tidak diinginkan. dalam pertukaran perkawinan yang di tetapkan
orangtua dari pihak laki-laki berhak membayar mas kawin seebagai tanda
pembelian terhadap perempuan atau wanita tersebut. adapun untuk masyarakat
pantai berbagai macam mas kawin yang harus dibayar seperti: membayar piring
gantung atau piring belah, gelang, kain timur (khusus untuk orang di daerah
Selatan Papua) dan masih banyak lagi. berbeda dengan permintaan yang diminta
oleh masyarakat pegunungan diantaranya seperti: kulit bia (sejenis uang yang
telah beredar di masyarakat pegunugan sejak beberapa abad lalu), babi
peliharaan, dan lain sebagainya. dalam pembayaran mas kawin akan terjadi kata
sepakat apabila orangtua dari pihak laki-laki memenuhi seluruh permintaan yang
diminta oleh orangtua daripada pihak perempuan.
3. Alat
Musik Tifa
Salah satu alat musik yang paling terkenal dari kawasan Indonesia Timur adalah Tifa. Secara khusus dapat dikatakan bahwa Tifa adalah alat musik yang berasal dari maluku dan papua, bentuknya mirip gendang dan cara memainkannya adalah dengan dipukul.
Salah satu alat musik yang paling terkenal dari kawasan Indonesia Timur adalah Tifa. Secara khusus dapat dikatakan bahwa Tifa adalah alat musik yang berasal dari maluku dan papua, bentuknya mirip gendang dan cara memainkannya adalah dengan dipukul.
Bahannya terbuat dari sebatang kayu
yang isinya dikosongkan dan pada salah satu sisi ujungnya ditutup menggunakan
kulit rusa yang telah dikeringkan agar dapat menghasilkan suara yang bagus dan
indah. Biasanya Tifa diperindah dengan berbagai model ukiran sesuai dengan ciri
khas setiap suku di maluku dan papua.
Kapan Tifa dimainkan. Disamping sebagai pelengkap dari permainan istrumen musik tradisional, Tifa juga selalu dimainkan untuk mengiringi tarian tradisional, seperti Tarian perang, Tarian tradisional asmat,dan Tarian gatsi. Tarian tersebut biasanya digunakan pada acara-acara tertentu seperti upacara-upacara adat maupun acara-acara penting lainnya.
Kapan Tifa dimainkan. Disamping sebagai pelengkap dari permainan istrumen musik tradisional, Tifa juga selalu dimainkan untuk mengiringi tarian tradisional, seperti Tarian perang, Tarian tradisional asmat,dan Tarian gatsi. Tarian tersebut biasanya digunakan pada acara-acara tertentu seperti upacara-upacara adat maupun acara-acara penting lainnya.
4. Pakaian Adat
Pakaian adat pria dan wanita di
Papua secara fisik mungkin anda akan berkesimpulan bahwa pakaian tersebut
hampir sama bentuknya. Mereka memakai baju dan penutup badan bagian bawah
dengan model yang sama. Mereka juga sama-sama memakai hiasan-hiasan yang sama,
seperti hiasan kepala berupa burung cendrawasih, gelang, kalung, dan ikat
pinggang dari manik-manik, serta rumbai-rumbai pada pergelangan kaki. Bentuk
pakaian yang terlukis di sini merupakan ciptaan baru. Biasannya tak lupa dengan
tombak/panah dan perisai yang dipegang mempelai laki-laki menambah kesan adat
Papua.
Makanan Khas Papua
Bagi Anda yang menyukai cita rasa
makanan yang berbeda dan lain daripada yang lain, Anda harus mencoba makanan-makanan khas Papua yang kebanyakan
menggunakan bahan sagu sebagai makanan pokoknya. Sagu yang dipakai haruslah
melalui berbagai proses pembuatan, ini berguna agar tepung sagu yang dihasilkan
dapat digunakan untuk membuat berbagai macam makanan khas Papua yang menggunakan bahan
makanan utama sagu. Rasa dari sagu itu sendiri adalah tawar, sehingga harus
dicampur dengan berbagai macam makanan lainnya agar makanan khas papua ini dapat
terasa gurih. Salah satunya makanan khas papua adalah papeda. Papeda digunakan
masyarakat Papua sebagai pengganti padi atau sebagai makanan pokok.
Makanan khas Papua berupa papeda haruslah
dikombinasikan dengan lauk-pauk berkuah, seperti kuah ikan kuning. Ini tidak
hanya ditujukan untuk memberi rasa asam dan gurih pada rasa tawar yang
diciptakan dari sagu pada papeda, melainkan juga agar papeda yang lengket
tersebut dapat diputuskan dengan cara dibasahi papeda tersebut menggunakan kuah
ikan. Uniknya, cara makan papeda dengan kuah ikan kuning ini adalah dengan
menggunakan sebelah tangan atau mungkin hanya 3 jari saja yang berguna untuk
memutuskan papeda yang lengket tersebut. Unik bukan?
Makanan khas Papua yang lainnya adalah Ikan
Bakar Manokwari, yaitu merupakan ikan tongkol yang dibakar dan ditaburi sambal
khas papua yang lezat. Mungkin cara membakar ikan tongkol ini memang sudah
biasa, namun, rasa makanan khas papua ini justru sangat lezat dan terasa sekali
bumbunya di lidah sehingga Anda dapat merasa ketagihan disetiap potongan ikan
yang sudah dimakan. Bumbu yang digunakan makanan khas papua ini adalah campuran
dari bawang merah, cabai merah dan garam dengan sedikit gula pasir. Rasa yang
lezat ini timbul dari segarnya ikan yang dibakar ditambah bumbu pedas-manis
yang dilumuri diatas ikan. Dapat dimakan dengan sagu batangan maupun dengan di
campur singkong yang di rebus. Rasanya sangat WOW!
Bila
Anda sudah berkunjung ke Papua dan mencoba hal-hal diatas, jangan lupa untuk
membeli oleh-oleh camilan yang terbuat dari sagu makanan khas papua. Camilan ini bentuknya
kecil setengah jari-jari orang dewasa dan pastinya terbuat dari tepung sagu. Makanan khas papua ini sering disebut
dengan nama, kue Bagea. Bentuknya yang keras tetapi renyah ini mempunya daya
tarik tersendiri bagi para wisatawan kuliner dari berbagai tempat, baik lokal
maupun luar negeri.
Makanan khas Papua yang terakhir yang akan
kita bahas ialah sagu batangan. Diproduksi dari tepung sagu kemudian dicetak
dan dijemur pada cuaca yang cerah di siang hari. Sagu batangan ini dapat
bertekstur lembek dan dapat pula bertekstur keras. Anda dapat memakan sagu
batangan ini dengan berbagai macam cara, salah satunya mencelupkannya kedalam
teh apabila Anda menyukai rasa manis dan renyahnya sagu batangan. Sedangkan
dapat pula Anda memakannya bersamaan dengan menggunakan lauk-pauk yang gurih
dan lezat seperti Ikan bakar manokwari, kuah ikan kuning, rebusan daun singkong
atau rebusan daun pepaya, atau lauk-pauk yang lain. Dijamin, rasanya yang unik
akan bikin Anda jatuh hati dengan makanan khas papua ini.
Honai yang Merupaka Rumah adat Asli Papua yang dihuni oleh Suku Dani. Bahan yang di gunakan untuk membuat rumah Honai adalah kayu dan atapnya berbentuk bulat dan ada juga kerucut yang terbuat dari jerami atau ilalang. Rumah tradisional Honai mempunyai pintu yang kecil dan tidak berjendela. Umumnya rumah Honai terdiri dari 2 lantai yang terdiri dari lantai pertama untuk tempat tidur sedangkan lantai kedua digunakan sebagai tempat untuk bersantai, makan, serta untuk mengerjakan kerajinan tangan.
Sebutan rumah adat / rumah tradisional asli suku-suku yang ada di provinsi Papua adalah.
Rumah Hanoi dapat banyak kita temui di lembah dan pegunungan dibagian tengah pada pulau Papua, disana terdapat suku Dani tinggal di bagian lembah Baliem atau Wamena, suku Lani, Yali di pegunungan Toli dan suku-suku asli Papua lainnya.
Daerah pegunungan dan lembah disana mempunyai hawa yang cukup dingin pada umumnya terletak diketinggian 2500 meter dari permukaan laut. Maka dari itu bentuk rumah Honai yang bulat dirancang untuk bisa meredam hawa dingin ataupun tiupan angin yang kencang.Rumah Honai memiliki bentuk atap bulat kerucut terbuat dari jerami atau ilalang, bentuk atap ini berfungsi untuk melindungi seluruh permukaan dinding agar tidak terkena air hujan dan dapat meredam hawa dingin untuk tidak masuk kedalam rumah. Dinding rumah terbuat dari kayu dengan satu pintu pendek tanpa jendela.
Rumah Hanoi terdiri dari 2 lantai yaitu lantai pertama sebagai tempat tidur dan lantai kedua untuk tempat bersantai, makan, dan aktivitas keluarga lainnya. Rumah Honai memiliki tinggi kurang lebih 2,5 meter. Dimalam hari menggunakan penerangan kayu bakar. Di dalam rumah Honai tepat dibagian tengah pada lantai terdapat galian tanah yang berfungsi sebagai tungku selain sebagai penerangan, bara api juga bermanfaat untuk menghangatkan tubuh. Jika tidur mereka tidak menggunakan dipan atau kasur, mereka beralas rerumputan kering yang dibawa dari kebun atau ladang. Rumah Honai terbagi dalam tiga tipe, yaitu untuk kaum laki-laki (disebut Honai), wanita (disebut Ebei), dan kandang babi (disebut Wamai).
Fungsi Rumah Honai selain sebagai tempat tinggal juga mempunyai fungsi lainnya seperti:
1. Tempat penyimpanan alat-alat perang dan berburu
2. Tempat mengembleng anak lelaki agar bisa menjadi orang yang kuat waktu dewasanya nanti dan berguna bagi sukunya.
3. Tempat untuk menyusun strategi perang, jika terjadi peperangan.
4. Tempat menyimpan alat-alat atau simbol dari adat suku yang sudah ditekuni sejak dulu
Filosofi bangunan Honai, melingkar atau bulat mempunyai artian :
1. Menjaga kesatuan dan persatuan yang paling tinggi sesama suku serta mempertahankan budaya yang telah diwariskan oleh para leluhur untuk selamanya.
2. Dengan tinggal dalam satu honai maka kita sehati, sepikir dan satu tujuan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan
3. Honai merupakan symbol dari kepribadian dan merupakan martabat dan harga diri dari orang suku yang harus dijaga oleh keturunan atau anak cucu mereka di kemudian hari.
sumber : www.anneahira.com/alat-musik-tradisional-papua.htm

FITRA: PENYEDERHANAAN LPJ RT/RW SUATU KEMUNDURAN SISTEM PELAPORAN
BalasHapus